Lazismu Kota Probolinggo

Selamat Datang Di Lazismu Kota Probolinggo

SUMIATI: Buta Penglihatan Sejuta harapan

Sinar Matahari Pagi memberikan sejuta harapan bagi ibu Sumiati  di saat Tim Lazismu Kota Probolinggo singgah di rumah kontrakannya. Sumiati adalah adalah seorang janda 4 orang anak yang memiliki keterbatasan penglihatan karena Katarak yang dideritanya 2 tahun lalu. Ia tinggal di kontrakan ukuran 2 x 4 yang disewanya beberapa bulan yang lalu di Kapt Pattimura Mangunharjo  Mayangan Kota Probolinggo. Kontrakan yang menjadi tempat berteduh selama ini berkat kebaikan warga sekitar yang memberikan harga 500 ribu pertahun meskipun baru 200 ribu yang terbayarkan. Menurut penuturan tetangga sekitar sebelum mendapat kontarakan hidup bu sumiati lebih memprihatinkan karena harus menghabiskan kerasnya kehidupan siang dan malam di jalan.

Lazismu mendapatkan laporan dari Ustadz Thoyib seorang aktivis lingkungan sosial  mengirimkan pesan WA dengan mengirimkan profil dari Ibu Sumiati yang membutuhkan Bantuan Segera dari Lazismu. Ketua Lazismu bersama sekretaris didampingi oleh Bapak RT setempat melakukan survei pada 9 Oktober2018 untuk memastikan kondisi di lapangan. Apa yang menjadi profil dari Ibu sumiati sebagaimana yang dipaparkan oleh Ustadz Thoyyib lebih memprihatinkan dari bayangan sebelumnya. Karena keterbatasan Ibu sumiati hampir tiap hari kesulitan dalam memenuhi kebutuhan Hidupnya dan memberikan hak pendidikan terhadap 2 anaknya Ainul Yakin (14) dan Arif (16). Kedua anak ini harus putus sekolah untuk membantu meringankan beban ekonomi orang tuanya. Arif setiap sore harus menjadi Pengamen jalanan sedangkan Ainul Yakin harus mencari ikan di pelabuhan setiap pagi. Di tengah ketidakpastian hidup, hasil yang perolehnya dari mengamen berkisar, Rp 5000 sampai  Rp 10.000. Menjadi Bagian dari komunitas anak yang putus sekolah tidak menjadi mudah baginya untuk bangkit dari kesadaran pentingnya pendidikan. Lazismu dalam hal ini akan merangkul LP2M STAI Muhammadiyah Probolinggo untuk memberikan Trauma Healing kepada keduanya untuk bisa memiliki motivasi melanjutkan sekolahnya kembali.

Dari Suvei Tahap Awal ini Lazismu Kota Probolinggo melakukan analisis kebutuhan ibu sumiati supaya bisa memberdayakan mereka dan keluarganya. Menurut Ibu Ratna, SH sekretaris Lazismu Kota Probolinggo langkah awal yang akan dilakukan adalah menyelesaikan kebutuhannya dari keterbatasan ekonomi.

“ Kami memberikan beberapa paket sembako supaya bisa di gunakan beberapa minggu ke depan. Namun tidak hanya sampai di sana setelah kami lakukan cek ke lokasi ternyata alat2 masaknya sudah banyak yang dijual untuk kebutuhan hidupnya termasuk kompor dan Gas LPG nya. Kami akan memberikan paket itu supaya segera dipergunakan kembali. Langkah Yang kedua adalah memberikan motivasi bagi kedua anaknya untuk bisa melanjutkan studi kembali karena ketika kami tanyakan kepada kedua putranya sudah tidak mau sekolah lagi. Sudah Kami komunikasikan dengan Lembaga pemberdayaan kampus di STAI Muhammadiyah Probolinggo. Dan yang terakhir adalah segera melakukan tindakan medis kepada Ibu Sumiati dengan melakukan  operasi Katarak supaya dengan kembalinya penglihatannya bisa kita berdayakan melalui program Pemberdayaan ekonomi lemah bisa kita fasilitasi pembuatan Rombong angkringan untuk jualan” Ungkapnya dengan jelas.

Kunjungan kedua dilakukan oleh Lazismu Kota Probolinggo pada 10 Oktober 2018, dengan membawa beberapa bantuan peralatan Sholat dan Sekolah yang terdiri dari mukenah, Sarung, Sajadah dan peralatan sekolah seragam dan Scholl Kit. Menurut Amil Lazismu Fitri Menyampaikan bahwa dari kunjungan awal banyak hal yang harus kita selesaikan dengan tuntas.

“ketika kami melakukan pendampingan, diupayakan bisa menyelesaikan permasalah dhuafa itu denga cara yang terbaik. Semua kami lakukan sebagai upaya proses pemberdayaan dengan maksimal. Bu Sumiati dan putranya harus kami bantu dari fasilitas peralatan sholat mengingat keluarga ini sudah lama tidak menunaikan sholat karena tidak memiliki mukenah, sarung dan lain sebagainya. Kemudian hasil dari healing Trauma yang dilakukan oleh Tim LP2M STAIMP kemarin yakin (14) memiliki keinginan untuk sekolah kembali meskipun ini terus membutuhkan pendampingan. Sehingga hari ini kita urus yang bersangkutan untuk melanjutkan pendidikan disekolah terdekat”.  (Bny)