Probolinggo- Kemiskinan di Indonesia begitu konkrit untuk dideskripsikan. Untuk bisa mempertahankan hidup sehari-hari masih banyak orang yang mengalami kesulitan bahkan harus tetap berjuang di Usianya yang tak lagi produktif untuk bekerja.
Mistina (87) dan Suliha (75) terus berjuang melawan kemiskinan. Dua janda yang hidup sebatang kara ini tinggal di Kelurahan Kanigaran Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. Di usia yang tidak lagi muda keduanya terus bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya setiap hari. Jenis pekerjaan yang dilakukan adalah mencari sisa hasil panen di sawah berupa padi, jagung, sayuran, bawang dan sebagainya. Hampir 2-5 Kilometer setiap harinya harus dilalui. Baginya selama masih bisa bekerja dan diberikan sehat oleh Allah SWT ia akan terus menunaikan kewajibannya mencari nafkah untuk bertahan hidup.
Beda halnya dengan yang dialami oleh Mbah Aryo (86) yang hidup sendirian ditengah keterbatasan ekonomi. Ia tetap menjalankan aktivitas berjualan jamu disekitar rumahnya. Meskipun penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, yang terpenting baginya tidak menggantungkan pada masyarakat sekitar yang kondisinya juga tidak beda jauh dengannya.
Tim lazismu yang disambut dengan senyum keikhlasan ketiganya banyak mengurai cerita perjalanan hidupnya. Ia tidak merasa lelah melawan kemiskinan dan keterbatasannya. Baginya Hidup harus dijalani dengan Ikhlas.
“ saya akan tetap bekerja selama masih kuat. Dari pada harus bergantung pada tetangga sekitar. Aapa aja yang dipanen petani itu yang saya ambil. Tapi saya ijin dulu “ kata Mistina dengan logat maduranya yang cukup kental.
Meskipun demikian kemiskinan yang menghimpit kehidupannya, keduanya tidak lupa dalam menunaikan ibadah setiap harinya. Ia tetap terus menyempatkan waktu untuk bisa menunaikan sholat Lima waktu di Musholla yang tidak jauh dari rumahnya. Tim Lazismu Segera bergerak untuk memberikan pendampingan setiap bulannya sebagai dhuafa binaan. Menurut Robiatul petugas yang memberikan bantuan sembako untuk Dhuafa Binaan menuturkan bahwa “ Lazismu Probolinggo saat ini memiliki 200 Dhuafa Binaan yang membutuhkan pendampingan setiap bulannya. Namun demikian tim lazismu tetap memprioritaskan untuk memberikan Zakat produktif ke 200 dhuafa itu. Sehingga lambat laun bisa mengentaskan mereka dari keterbatasan”.(Bny)